Kerangka Konseptual
BAB
1
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam
standar akuntansi bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan
kerangka kerja konseptual untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang
baru secara terorganisasi dan konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka
kerja konseptual FASB akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan
mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan
dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang baik,
mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset
dan pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan keuangan yang tepat. Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK)
yang baru, memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan
yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi kepada
seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan dengan peraturan baru
yang berlaku.
II.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami
akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah tujuan laporan
keuangan menurut APB?
2.
Apa saja
masalah-masalah yang timbul dalam kerangka konseptual?
3.
Bagaimana perkembangan
dari sebuah kerangka konseptual?
III. Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah TeoriAkuntansi penulis
juga ingin manambah wawasan tentang Kerangka Konseptual khususya tujuan
pelaporan keuangan dan Karakteristik kualitatif informasi akuntansi, dan
sebagai pengingat di kala lupa bagi pembaca pada umumnya , serta untuk
mengatasi masalah-masalah yang terjadi disekitar kita terkait pembahasan ini.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
RERANGKA KONSEPTUAL
AKUNTANSI
Suatu
sistem yang menunjukkan keterkaitan tujuan dan fundamental yang diharapkan
dapat digunakan dalam pembentukan standar yang konsisten yang mampu menjelaskan
arti, tujuan serta keterbatasan akuntansi dan pelaporan.
Kerangka
konseptual dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (belkaoui,
1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi
yang didasarkan pada proses penalaran logis.
Yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa
tingkatan yaitu:
— Pada
tingkatan teori tinggi :
kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan
— Pada
tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual
meng-identifikasi dan menddfinisikan karakteristik kualitatif dari informasi
keuangan dan elemen laporan keuangan.
— Pada
tingkatan operasional yang lebih rendah
: kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan
(rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan dan tipe
informasi yang perlu disajikan.
1.
Susunan
Rerangka Konseptual 1
- Definisi pelaporan keuangan
Sistem yang tujuannya
dapat saling berhubungan
dan mendasar yang diharapkan dapat mengarah
pada standar yang konsisten dan
dapat menentukan sifat,
fungsi dan batasan akuntansi keuangan dan pelaporan.
- Definisi pelaporan badan usaha
Sebagai alternatif
yang lebih praktis adalah dengan memberikan setiap perusahaan kebebasan untuk memilih metode yang
dimilikinya tentang akuntansi dalam
batasan yang sangat luas dimana
referensi telah dibuat.
- Tujuan
Memungkinkan
perusahaan untuk
memilih metode akuntansi mereka
sendiri dalam batasan prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum ini dianggap diminati oleh
beberapa.
- Fundamental
Konsep–konsep
dasar yang mendasari pengukuran transaksi dan kejadian dan mengungkapkannya
dalam cara yang berarti bagi pemakai informasi akuntansi. Fundamental seperti
itu bisa mencakup definisi dari suatu satuan usaha akuntansi, aktiva,
kewajiban, laba, pendapatan, beban, realisasi, dan yang lainnya.
- Karakteristik kualitatif
Ciri–ciri
informasi akuntansi yang cenderung untuk menambah kegunaannya. Karakteristik
kualitatifnya dapat diharapkan:
a. Dapat
bertahan terhadap pengujian waktu.
b. Pervasif-
yaitu, berlaku bagi semua satuan usaha akuntansi.
c. Dapat
diterapkan- yaitu, mampu diterapkan dan peka terhadap pengujian tujuan.
- Elemen laporan keuangan
Mencakup
identifikasi kategori yang luas dari informasi akuntansi keuangan yang
dibutuhkan oleh pemakai.
a. Aktiva
b. Utang
c. Ekuitas
d. Investasi
dari pemilik
e. Distribusi
pada pemilik
f. Laba
komprehensif
g. Keuntungan
h. Kerugian
i.
Pendapatan
j.
Biaya
n Operasional
n Dasar pengakuan
Dalam sfac no. 5 dibedakan antara
laba periodik (earning) dan laba komprehensif (comprehensive income).
Earning berbeda dengan income, karena dalam
earning tidak diperhitungkan penyesuaian-penyesuaian periode sebelumnya yang
tidak diakui pada periode sekarang.
Seperti pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi tidak dimasukkan
dalam earnings.
Sedangkan comprehensive income,
mengakui dua pos yang dikeluarkan dari earning, mengakui pengaruh perubahan
atas penyesuaian akuntansi periode sebelumnya yang diakui pada periode sekarang
dan perubahan lainnya dalam aktiva netto perusahaan (holding gains and losses)
yang diakui pada periode berjalan, misalnya, perubahan dalam nilai pasar
investasi surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan penyesuaian
penjabaran atas mata uang asing dimasukkan sebagai laba komprehensif.
n Dasar pengukuran
a. Cost
historis (historical cost), yaitu jumlah kas atau setaranya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aktiva sampai siap digunakan.
b. Cost
penggantian terkini (current replacement cost), yaitu jumlah kas
atau setaranya yang harus dibayar jika aktiva yang sejenis/sama diperoleh pada
saat sekarang.
c. Nilai
pasar terkini (current market value), yaitu jumlah kas atau
setaranya yang diperoleh dengan menjual aktiva kegiatan penjualan normal.
d. Nilai
bersih yang dapat direalisasi (net realisable value), yaitu
jumlah kas atau setaranya yang diperoleh jika aktiva diharapkan akan dijual
setelah dikurangi dengan biaya langsung (biaya produksi dan penjualan).
e. Nilai
sekarang aliran kas mendatang (present value of future cash flow),
yaitu nilai sekarang aliran kas masa mendatang yang akan diperoleh seandainya
aktiva dijual pada masa yang akan datang
n Tehnik pengukuran
2.
Susunan
Rerangka Konseptual 2
ü
Laporan keuangan
·
Posisi keuangan
·
Kemakmuran
·
Struktur
keuangan
·
Kapasitas
·
Tingkat
likuiditas/solvabilitas
·
Kinerja
·
Perubahan
kemakmuran
·
Variasi
perubahan kemakmuran
·
Perubahan posisi
§
Kegiatan
pendanaan
§
Kegiatan
investasi
·
Kepatuhan
§
Sesuai
dengan standar akuntansi keuangan
3.
Susunan
Rerangka Konseptual 3
·
Kebijakan
penetapan standar
o
Dapat
diaplikasikan
o
Principle
vs detail
o
Metodologi
penelitian
o
Untuk
kepentingan audit
o
Kebijakan
·
Standard
regulation
o
Memonitor
kepatuhan
o
Tindakan
terhadap ketidakpatuhan
B.
TUJUAN RERANGKA
Ø
SFAC
No. 1: Pelaporan keuangan diharapkan memberikan informasi yang bermanfaat bagi
investor dan kreditor dan pemakai lainnya untuk pengambilan keputusan
investasi, kredit dan keputusan yang sejenis.
Ø
Suatu sistem yang koheren tentang tujuan
(objective) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat
menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan pedomen tentang
jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan.
Ø
Tujuan
informasi tsb harus bermanfaat untuk:
1.
Keputusan
ekonomik
2.
Memprediksi
prospek arus kas
3.
Mengetahui
sumberdaya, klaim atas sumberdaya serta perubahannya dari suatu badan usaha.
Ø
SFAC No. 2:
Karakteristik Kualitatif dimaksudkan : untuk memberikan kriteria dasar dalam
memilih :
-
alternatif metode akuntansi dan pelaporan
keuangan
-
persyaratan peng-ungkapan (disclosure)
kegunaan
bagi pengambilan keputusan, dari dua yang terpenting, lalu sekunder dan yang
lainnya :
— Relevansi, dan
— Reliability,
berkaitan dengan : timeliness, predictive value dan feedback value
— Comparability,
dan
— Consistency,
yang merupakan kualitas sekunder
— Cost
- benefit, dan
— Materiality
, merupakan kriteria untuk mengakui
informasi akuntansi
Pada periode tahun 1987-2000, FASB
menerbitkan laporan yang meliputi:
·
Tujuan
pelaporan keuangan oleh organisasi
bisnis dan nirlaba
·
Kegunaan kualitatif karakteristik informasi
akuntansi
·
Elemen
laporan keuangan
·
Kriteria
pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
·
Menggunakan
arus kas dan informasi nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi
IASB menyatakan bahwa Framework:
·
Mendefinisikan tujuan dari laporan keuangan
·
Mengidentifikasi manfaat dari karakteristik kualitatif yang
membuat informasi dalam laporan keuangan
·
Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan
konsep-konsep dasar pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan.
C.
PENGEMBANGAN RERANGKA
KONSEPTUAL
n Penetapan standar berdasarkan
prinsip (principles based) dan ketentuan ( rule based)
n Informasi untuk pengambilan
keputusan
Standar akuntansi
Amerika Serikat sering kali menggambarkan sebagai berbasis aturan standar karena mengandung banyak persyaratan rinci dalam kaitannya dengan perawatan yang harus diikuti sesuai
dengan standar akuntansi.
Penelitian
merekomendasikan bahwa standar akuntansi
dikembangkan menggunakan pendekatan
berbasis prinsip dan standar yang harus memiliki karakteristik berikut:
Ø Didasarkan pada kerangka konseptual
ditingkatkan dan diterapkan secara konsisten
jelas menyatakan tujuan dari standar
jelas menyatakan tujuan dari standar
Ø Memberikan detail yang cukup dan
struktur yang Standrad dapat dioperasionalkan dan diterapkan secara konsisten
Ø Meminimalkan penggunaan pengecualian
dari standar
Ø Menghindari penggunaan tes
prosentase (garis terang) yang memungkinkan insinyur keuangan untuk mencapai
kepatuhan teknis dengan standar sementara menghindari maksud dari standar.
Ø Memiliki tujuan dan karakteristik kualitatif.
Projek
rerangka konseptual FASB dan IASB
Phase
|
Topic
|
A
|
Tujuan dan karakteristik
kualitatif
|
B
|
Elemen dan pengakuan
|
C
|
Pengukuran
|
D
|
Pelaporan Badan Usaha
|
E
|
Penyajian dan pengungkapan
|
F
|
Tujuan dan status rerangka
konseptual
|
G
|
Pengaplikasian pada organisasi non
laba
|
H
|
Isue yang terjadi
|
Ø Badan
vs
Kepemilikan
Perspektif
Seperti yang dibahas dalam buku ini, sudut pandang entitas
dan kepemilikan mewakili pendekatan yang berbeda untuk pelaporan keuangan.
Board’s menganjurkan bahwa laporan keuangan harus disiapkan dari perspektif
entitas lebih karena perspektif pemilik atau kelas ditentukan dari pemiliknya.
Kemudian perpektif yang diadopsi ini penting karena mempengaruhi pekerjaan
dalam fase D, pelapor, di mana sudut pandang alternatif yang sedang dibahas.
Ø Kelompok
Pengguna Primer
Board’s mengusulkan bahwa kelompok pengguna utama untuk
pelaporan keuangan bertujuan umum dan menyediakan modal potensial. Sebagian
besar responden setuju dengan pendekatan Board’s yang hadir sebagai penyedia
modal dan potensi entitas adalah kelompok pengguna utama. Namun, tercatat bahwa
memiliki kelompok utama yang beragam bisa menyederhanakan hubungan antara
entitas dan responden users. Individu lain prihatin
tentang fokus
pada kelompok pengguna
utama dan
efek ini
bisa saja menjadi pengakuan atas
kebutuhan pihak
lain, seperti badan amal
dan kelompok pemantauan tata
kelola perusahaan.
Ø Keputusan
Kegunaan
Dan
Kepedulian
Banyak responden setuju dengan pandangan Dewan Komisaris dan
Direksi. Namun, responden lainnya khawatir bahwa tujuan pengawasan tidak cukup ditekankan,
sementara peran laporan keuangan dalam memberikan informasi untuk memungkinkan
pengguna untuk meramalkan arus kas masa depan lebih ditekankan. Misalnya,
kelompok yang mewakili European National Setter Standard menghasilkan laporan
khusus menangani pengelolaan / akuntabilitas sebagai tujuan dan menyimpulkan
bahwa ada konsensus yang luas dalam mendukung pengelolaan / akuntabilitas
sebagai tujuan yang terpisah dari pelaporan keuangan.
Ø Karakteristik
Kualitatif
D.
KRITIK TERHADAP
KERANGKA KONSEPTUAL
Di amerika berbagai kritik ditujukan terhadap proyek
kerangka konseptual bahwasanya perkembangan berjalan agak lambat.
Dua
pendekatan yang digunakan dalam analisis
Adalah
:
— Kerangka konseptual seharusnya
merupakan pendekatan ilmiah yang mampu membenarkan observasi berdasarkan logika
dan bukti empiris
— Pedekatan yang dipusatkan pada
pemilihan tindakan yang dianggap paling baik berdasarkan nilai-nilai
professional.
Dalam proyek kerangka konseptual FASB, itu adalah isu-isu
penting dari pengakuan dan pengukuran yang pertikaian muncul. Para no.5 SAFC
pada pengukuran dan masalah pengakuan, dirilis pada tahun 1984, pada dasarnya
adalah deskripsi dari unsur-unsur laporan akuntansi berdasarkan pengamatan
praktek saat ini. Pada ada waktu SAFC. 5 dikeluarkan pendekatan Dewan telah
menjadi hampir sama sekali deskriptif. Seperti filsafat evolusi series, yang
melihat konsep sebagai yang sisa dari proses pengaturan standar, bertentangan
langsung dengan tujuan kerangka konsep.
FASB
juga membantu dalam
menyelesaikan pengukuran masa
kini dan masalah pengungkapan. Didukung dengan pernyataan:
·
definisi kewajiban begitu umum
bahwa kami tidak dapat memprediksi
posisi Dewan pada
pajak tangguhan
·
kerangka mendukung dua prinsip yang
berlawanan dari acounting (biaya penuh dan upaya sukses)
dan merupakan bukti awal bahwa kerangka tersebut adalah tidak mungkin menjadi
panduan yang berguna dalam memecahkan
masalah pengukuran dan
·
itu
tidak membahas masalah estimasi, yang di mana
upaya masa lalu untuk mendorong publikasi biaya saat ini telah kandas.
E.
RERANGKA KONSEPTUAL
UNTUK STANDAR AUDIT
n Perubahan dari pengujian substantive
menjadi risiko audit, risiko bisnis klien.
n Fokus pada audit internal control
klien
n Teori audit awal menekankan
peran logika dan konsep kunci seperti independensi auditor dan pengumpulan bukti. Pada
1990-an proses audit
secara formal dan struktur berada di bawah tekanan dari klien atas biaya audit yang lebih
rendah dan nilai yang lebih besar. Terjadi pergeseran dari pengujian substantif ke
arah yang lebih menekankan pada pertimbangan
risiko audit, khususnya peran model bisnis klien dari
faktor eksternal dan risiko yang
dihasilkan dari penggelapan dan kesalahan
dalam laporan keuangan kritikus mempercayai bahwa bisnis audit berisiko dilakukan
upaya untuk membenarkan pekerjaan audit kurang dan konsultasi yang lebih besar. Perubahan legislatif sejak awal 2000-an telah membatasi kesempatan bagi konsultasi kepada klien audit tetapi juga meningkatkan fokus pada klien audit
pengendalian internal
n Risiko bisnis audit merupakan bentuk
audit yang menganggap klien bagian resiko dari proses bukti audit. Formalisasi
audit terjadi pada 1970-an. Model risiko audit mengharuskan auditor untuk
mempertimbangkan risiko. Suatu opini audit tidak tepat sebagai fungsi dari
risiko yang melekat karena kesalahan risiko bahwa sistem kontrol klien tidak
akan mencegah atau mendeteksi kesalahan mereka dan prosedur auditor tidak akan
mendeteksi kesalahan.
n Bisnis audit berisiko menekankan
ancaman terhadap model bisnis klien dari rumitnya lingkungan bisnis, dan resiko
bisnis terlihat untuk mengarahkan risiko audit. Perubahan konsep kunci bisnis
audit berisiko dibawa ke auditor adalah kebutuhan untuk memikirkan hubungan
kasual dari model bisnis klien dan operasi terhadap rekening keuangan, bukan untuk
berpikir dalam hal kesalahan akuntansi pertama
n Para kritikus berpendapat bahwa
tidak hanya bisnis berisiko audit digunakan untuk membenarkan dorongan untuk
menjual jasa konsultasi, akhirnya menyebabkan skandal akuntansi di Enron dan
tempat lain. Kritik ini berarti auditor menyalahgunakan bisnis metodologi
berisiko audit untuk membenarkan perilaku oportunistik.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
RerangkakonseptualAkuntansiadalahSuatusistem yang menunjukkan keterkaitan tujuan dan fundamental yang
diharapkan dapat digunakan dalam pembentukan standar yang konsisten
yang mampu menjelaskan arti, tujuan serta keterbatasan akuntansi dan pelaporan. Tujuan dari pelaporan keuangan menurut SFAC No. 1: Pelaporan keuangan diharapkan memberikan informasi yang
bermanfaat bagi
investor dan kreditor dan pemakai lainnya untuk pengambilan keputusan investasi, kredit dan keputusan yang sejenis.
Karakteristik Kualitatif dari informasi FASB dalam SFAC no. 2 , karakteristik kualitatif dimaksudkan
: untuk memberikan kriteria dasar dalam memilih : alternatif metode akuntansi dan pelaporan keuangan, persyaratan peng-ungkapan (disclosure).
Kegunaan bagi pengambilan keputusan, dari dua yang terpenting, lalu sekunder dan yang lainnya : Relevansi ,dan Reliability, berkaitan dengan: timeliness, predictive value dan feedback value, Comparability dan Consistency, yang merupakan kualitas sekunder, Cost – benefit dan Materiality, merupakan kriteria untuk mengakui informasi akuntansi.
ijin copy yah kak
BalasHapusmy axis app