Pembentukan teori Akuntansi

PEMBENTUKAN TEORI AKUNTANSI

Cara yang mudah untuk mempelajari dan menilai teori akuntansi adalah dengan mengklasifikasikan teori tersebut berdasarkan asumsi-asumsi yang mendasarinya, bagaimana teori tersebut dirumuskan, serta pendekatan-pendekatan apa yang digunakan dalam menjelaskan dan memprediksi kejadian-kejadian pada masa ini.
 Beberapa klasifikasi pendekatan yang terbukti sangat berguna antara lain adalah sebagai berikut:
   Pendekatan Pragmatik
Didasarkan pada observasi dari perilaku akuntan dan pengguna informasi ini.
·         Pendekatan Sintatik
Mengacu pada argument logis, berdasarkan sekumpulan premis.
·         Pendekatan Semantik
Didasarkan pada hubungannya dengan dunia nyata.
·         Pendekatan Normatif
Didasarkan pada pengabungan pendekatan sintaktik dan semantic.
·         Pendekatan Positif
Menguji hipotesis dengan kejadian nyata.
·         Pendekatan Naturalis
Didasarkan pada pertimbangan setiap kasus yang tidak dapat digeneralisir.



TEORI PRAGMATIK

i.      Pendekatan Pragmatik Deskriptif
Deskripsi pendekatan pragmatik pada pembentukan teori akuntansi merupakan dari pendekatan Induktif. Pendekatan ini didasarkan pada observasi berkelanjutan pada perilaku akuntan dengan tujuan meniru prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan. Maka, sebuah teori dapat dikembangkan dari observasi bagaimana para akuntan bertindak dalam situasi tertentu.
Meskipun begitu pendekatan pragmatik juga tidak lepas dari kritikan-kritiakan yang ada yakni:      
-        Pendekatan ini tidak melibatkan penilaian analitis pada kualitas tindakan akuntan. Contohnya tidak adanya laporan penilaian apakah laporan akuntan sudah tepat atau belum.
-        Pendekatan ini tidak menyediakan tantangan terhadap teknik-teknik akuntansi, sehingga teknik ini tidak boleh dirubah (Sudah paten dari awal).
-        Pendekatan ini berfokus pada perilaku akuntan, bukan pada pengukuran berbagai atribut yang terdapat dalam perusahaan. Seperti asset, kewajiban, dan laba.



ii.    Pendekatan Pragmatik Psikologis
Berlawanan dengan pendekatan pragmatik diskriptif, Pendekatan pragmatik psikologis membentuk suatu teori dengan mengamati respon dari pengguna terhadap hasil yang diserahkan akuntan (seperti laporan keuangan). Reaksi dari pengguna merupakan sebuah bukti , apakah laporan keuangan tersebut berguna dan mengandung suatu informasi yang relevan atau sebaliknya.
Problem dari pendekatan ini adalah reaksi para pengguna atau penerima informasi belum tentu seperti yang diharapkan. Ada pengguna yang akan menunjukkan reaksi wajar, ada yang tidak merespon, ada pula yang akan memberikan respon bersyarat, dan ada juga pengguna yang bereaksi yang tidak seharusnya. Sehingga, untuk mengatasi problematika tersebut adalah dengan berkonsentrasi pada teori pengambilan keputusan dan menggunakan sampel yang lebih banyak.



TEORI SINTATIK DAN SEMANTIK

Sebagian besar interpretasi teoritis dari historical cost accounting adalah teori sintatik. Interpretasi ini bisa digambarkan sebagai berikut: input semantik dari sistem adalah transaksi dan tukar menukar tercatat dalam voucher, jurnal dan buku besar, kemudian dimanipulasi atas dasar tempat dan asumsi dari historical cost accounting.
·         Sintatik
 Teori ini menjelaskan bagaimana cara mencatat dan melaporkan berbagai transaksi dan kejadian berdasarkan asumsi-asumsi yang di tetapkan dalam laporan keuangan.
·         Semantik
Teori ini menginterprestasikan suatu penafsiran antara akuntan dan pemakai laporan keuangan yang harus sama, teori ini menekankan pada inputannya bukan hasil.



MANFAAT TEORI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

§  Dari bidang seni
Untuk  membantu mengerjakan sesuatu atau menerapkan konsep yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman, bakat san pertimbangan.
§  Dari bidang sains
Untuk membantu menjelaskan dan meramalkan gejala alam dan social dengan metode ilmiah.
§  Dari bidang teknologi
Untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat.



KRITIK TERHADAP HISTORICAL COST ACCOUNTING

Historikal akuntansi biaya juga mendapat kritik atas unsur sintatik dan unsur semantik:
§  Unsur sintatik
Misalnya sehubungan dengan praktek penjumlahan uang yang memiliki perbedaan jumlah uang dengan jumlah aktiva tetrntu yang telah ditetapkan.
§  Unsur semantik
Tidak adanya pembuktian hasil perhitungan output. misalnya, profit atau total asset, angka-angka tersebut tidak diobservasi, hanya dijumlahkan dari saldo rekening dan proses auditingnya saja.



TEORI NORMATIF

Pada tahun 1950-1960 teori normatif berkonsentrasi pada informasi laba pada periode akuntansi dan jenis informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Tujuan akuntansi teori normative digunakan untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan. Keputusan-keputusan tersebut merupakan keputusan yang bermanfaat untuk memperoleh kemakmuran.
§  Pendapatan Sebenarnya
Teori ini berkonsentrasi untuk memberikan ukuran asset yang tepat dan gambaran laba yang unik. Namun, tidak ada kesepakatan untuk ukuran dari nilai dan laba yang tepat.
§  Keputusan Kegunaan
Keputusan ini mengasumsikan bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi pemakai laporan akuntansi dengan menyediakan data laporan akuntansi yang bermanfaat misalnya untuk membantu investor untuk memutuskan apakah akan membeli, menahan, atau menjual saham.
§  Asumsi asumsi yang dimiliki teori ini :
1.      Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran.
2.      Keuntungan dan nilai dapat diukur dengan tepat.
3.      Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
4.      Pasar tidak efisien atau dapat ditipu oleh akuntan kreatif.
5.      Akuntan konfensional tidak efisien (dalam arti informasi).
6.      Tidak ada ukuran keuntungan laba yang unik.
§  Proses keputusan:
PEMBENTUKAN TEORI POSITIF
Selama tahun 1970-an, teori akuntansi terlihat kembali pada metode empiris, yang sering dikenal dengan metode positif. Positivism/empirisme berarti menguji atau mengabungkan hipotesa akuntansi atau dengan pengalaman maupun dengan dunia nyata.
Tujuan teori positif ialah menjelaskan atau memprediksi praktek akuntansi, misalnya:
·         Bonus Plan Hypotheses
Pemberian bous yang diberikan kepad manajeer adalah sesua dengan laba yang diperoleh, sehingga maajer cenderung memasukkan laba yang seakin besar ke laporan keuangan.
·         Memprediksi reaks investor di pasar modal.
Saat ini, sebagian besar teori positif  berkonsentrasi pada penjelasan tentang alasan mengenai praktek saat ini dan memprediksi peranan akuntansi dan informasi terkait pada keputusan ekonomi individu, perusahaan, dan pihak-pihak yang berkontribusi pada operasi pasar dan ekonomi.
Perbedaan utama antara teori normative dan teori positif adalah teori normative bersifat menentukan, sedangkan teori positif  bersifat deskriptif, menjelaskan, atau memprediksi. Teori normative menentukan bagaimana akuntan bertindak agar dapat menghasilkan informasi akuntansi yang baik dan tepat, sedangkan teori positif menggambarkan bagaimana orang harus bertindak; menjelaskan mengapa orang harus berperilaku dengan cara tertentu ; atau memprediksi apa yang telah orang lakukan atau yang akan dilakukan.


PENDEKATAN NATURALIS

Dimulai dengan teori berdasarkan pengetahuan sebelumnya atau konstruksi teori ilmiah. Ketika peneliti mengamati perilaku dunia nyata yang tidak setuju dengan teori ini, para ahli menyimpulkan bahwa anomali sebagai masalah penelitian dan menyatakannya sebagai masalah penelitian yang harus dijelaskan. Sebuah teori dikembangkan untuk menjelaskan perilaku yang diamati dan menggunakan teori yang diuji untuk menghasilkan hipotesis yang akan menguatkan, kemudian mengikuti langkah yang tepat dan sangat terstruktur atau prosedur yang telah ditetapkan untuk pengumpulan data (biasanya) untuk teknik matematika atau statistik, kita memvalidasi atau membantah hipotesis yang diuji.
Pendekatan ini memiliki asumsi yang melekat bahwa dunia untuk diteliti adalah realitas objektif yang mampu ditelusuri dalam hal statistik berskala besar atau rata-rata.
Jenis penelitian ini dilakukan dengan hipotesis incremental yang kemudian dikombinasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih besar, atau prediksi yang lebih baik. Asumsi tersirat adalah bahwa teori yang baik menyatakan dalam situasi yang konstan di seluruh perusahaan industri dan di setiap waktu.
Pendekatan untuk penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan 'ilmiah' dan merupakan pendekatan yang saat ini digunakan oleh para peneliti, demikian juga dengan peneliti akuntansi dan pendekatan yang dipelajari di sebagian besar akademis akuntansi utama, dan pendekatan yang berdasarkan pada asumsi ontologis tertentu (cara kita melihat dunia), yang menyiratkan epistemologi yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan, atau belajar). Hal ini sedikit banyak akan mempengaruhi jenis masalah penelitian dan hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi yang dengan jelas mengakui asumsi yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah ada pendekatan alternatif yang lebih tepat. Ada suatu alternatif yang disebut penelitian naturalis. Ada beberapa kritik dalam pendekatan ini, kebanyakan peneliti sekarang berpendapat bahwa pendekatan yang paling tepat tergantung pada sifat dari pertanyaan penelitian yang akan dipertimbangkan.
Kritik utama dari metode ilmiah adalah bahwa penelitian statistik skala besar cenderung harus dilakukan semuanya secara bersama-sama. Hipotesis berdasarkan penggunaan harga pasar saham atau survei membuat banyak penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi.
Beberapa peneliti mendukung fokus penelitian pendekatan naturalis sebagai cara yang lebih tepat untuk memperoleh pengetahuan tentang perilaku akuntansi dalam pengaturan alam. Idenya adalah bahwa kita melakukan penelitian secara alami mungkin.
Pendekatan ini memiliki dua implikasi:
1.Tidak memiliki prasangka asumsi atau teori
2. Fokus pada masalah spesifik perusahaan

Hal ini dilakukan dengan melakukan pendekatan penelitian yang fleksibel. Menggunakan pengamatan dan kurang menekankan pada analisis matematis, pemodelan, uji statistik, survei dan tes laboratorium. Cara biasa untuk melakukan penelitian naturalis adalah dengan menggunakan studi kasus individu dan kerja lapangan lebih rinci. Jenis penelitian ini adalah jauh lebih mikro dalam perspektif nya karena memecahkan masalah-masalah individual yang mungkin menjadi masalah inti perusahaan, oleh karena itu hasil yang mungkin lebih sulit untuk digeneralisasi.
Pendekatan naturalis ini merupakan pendekatan yang menyesuaikan dengan kenyataanya,yaitu akuntansi sebagai konstruksi social. Terdapat enam kategori dalam melihat dunia:
·  Merupakan struktur yang kongkrit.
·  Proses yang kongkrit.
·  Informasi yang kontekstual.
·  Proses interaksi.
·  Konstruksi social.
·  Proyeksi imaginasi.
Pendekatan naturalis dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah akuntansi yang lebih rentan untuk menggabungkan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis dalam rangka membentuk 'teori umum akuntansi'. Pendekatan naturalis juga dmulai dari situasi dunia nyata, yang mempunyai tujuan utama untuk menjawab pertanyaan “apa yang terjadi di sini?” Tidak menyediakan kondisi umum untuk segmen masyarakat luas.


PERBEDAAN PENDEKATAN ILMIAH DAN PENDEKATAN NATURALIS



PENDEKATAAN ILMIAH
PENDEKATAN NATURALIS
Asumsi ontologis

·      Realitas objektif
·      Akuntansi adalah realitas objektif
·      Realitas sosial dan merupakan produk dari imajinasi manusia
·      Akuntansi dibangun kenyataan
Pendekatan Epistermological
·      Sedikit demi sedikit kemajuan pengetahuan
·      Reduksionisme
·      Pengujian hipotesis individu
·      Hukum mampu generalisasi
·      Holistik
·      Kompleksitas dunia tidak bisa diselesaikan dengan reduksionisme
·      Tereduksi hukum
Methodology
·      Terstruktur
·      Ada teori yang mendasari
·      Empiris validasi atau
perpanjangan
·      Tidak terstruktur
·      Tidak ada teori yang mendasari sebelumnya
Methods
·      Model formulasi sintaktis
·      Induksi empiris untuk membentuk hipotesis
·      Metode statistik yang tepat
·      Studi kasus
·      Eksplorasi oleh fleksibilitas
·      Pengalaman peristiwa



PENDEKATAN ILMIAH DALAM PENELITIAN AKUNTANSI

Banyak kesalahpahaman tentang upaya menerapkan pendekatan ilmiah untuk akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya untuk membuat para ilmuwan dari praktisi akuntansi. Pandangan ini bukanlah tujuan dari pendekatan ini. Ilmuwan adalah orang yang menggunakan metode ilmiah dan sering disebut peneliti. Profesi medis memberikan analogi yang baik dari perbedaan antara penelitian dan praktisi dan penggunaan dan pengaruh metode ilmiah.
Peneliti medis adalah seorang ilmuwan tetapi belum tentu praktisi medis (dokter), yang kemudian menerapkan alat-alat kedokteran. Dia adalah orang yang profesional yang diharapkan untuk menggunakan pertimbangan untuk mendiagnosa masalah dan merekomendasikan suatu cara untuk menyelesaikan masalah. Cara atau alat untuk menyelesaikan masalah  ini  terutama terdiri dari pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian ilmiah oleh peneliti medis. Tapi seperti di bidang lain banyak penelitian ilmiah belum menemukan semua jawaban atas pertanyaan medis dan beberapa kesimpulan yang tidak persuasif lainnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah generalisasi praktisi dihadapkan dengan kasus-kasus tertentu yang mungkin tidak sesuai dengan kesimpulan umum.
Untuk suatu  alasan, penghakiman praktisi selalu diperlukan dalam menerapkan 'alat' perdagangannya. Satu hal yang  penting adalah bahwa praktisi mengambil sikap ilmiah dalam praktek, yaitu dia mengambil pandangan serius bahwa bukti-bukti yang diperoleh untuk mendukung diagnosis atau perawatan adalah penting.
Akuntan yang percaya pada pendekatan ilmiah menginginkan bukti empiris dan penjelasan logis untuk mendukung praktik akuntansi. Seseorang terkadang menemukan laporan yang lebih meyakinkan ketika dibuktikan dengan obyektif, bukti empiris dari laporan hanya didasarkan pada rasionalisasi yang diperdebatkan.
Kesalahpahaman umum yang terjadi tentang penerapan pandangan ilmiah dalam akuntansi adalah 'kebenaran mutlak' yang diinginkan  peneliti, yang tentu saja tidak mungkin. Oleh karena itu orang-orang yang menentang pendekatan ilmiah, karena ada teori berpendapat bahwa sia-sia untuk mencari yang mustahil. Pendapat seperti ini didasarkan pada kesalahpahaman bahwa ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah akan menemukan suatu kebenaran mutlak. Penemuan yang dihasilkan tidak sempurna dan hanya penemuan manusia yang membantu kita untuk memastikan apakah sebuah pernyataan harus dipertimbangkan realistis atau tidak. Struktur proses di mana penentuan ini dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat mengklaim kebenaran mutlak dalam ilmu pengetahuan. sehingga kebenaran ilmiah adalah sementara. Sebuah keuntungan pernyataan atau teori status 'konfirmasi' hanya setelah para ilmuwan teori perkembangan memutuskan bahwa bukti yang cukup persuasif, misalnya saat uji statistik menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh memiliki kurang dari 5 persen per probabilitas terjadi secara kebetulan. Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa substitusi penyesuaian dan modifikasi teori dibuat berdasarkan bukti baru.
Pendekatan ilmiah didasarkan pada pengetahuan terdahulu atau dasar pembentukan teori yang sudah diakui, apabila tidak terjadi kesesuaian antara hasil observasi dan teori, maka perbedaan tersebut diperlakukan sebagai anomali yang merupakan objek untuk diteliti sehingga dapat ditemukan penjelasannya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Pengukuran

Sistem Pengukuran Akuntansi